MAUMERE,METROTIMOR.ID–Sejak diberlakukan pencabutan Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD pada tanggal 17 Maret 2020, hingga saat ini masih terdapat kasus Demam Berdarah (DBD) yang melanda Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Tercatat selama masa DBD yang melanda Kabupaten Sikka, sudah ada 1396 kasus dan 14 orang meninggal.
Sementara itu, hingga hari ini, 2 Juni 2020 masih ada 4 orang pasien DBD yang dirawat di RSUD T. C. Hillers Maumere yang terdiri dari 2 orang dewasa di Ruang Flamboyan dan 2 orang anak-anak di Ruang Melati sementara 1 orang lainnya sudah dinyatakan sembuh dan dipulangkan kemarin, 1 Juni 2020.
Asni, Ibu kandung pasien DBD berusia 4 tahun salah satu pasien DBD yang dirawat di Ruang Melati mengatakan anaknya sudah 3 hari dirawat karena mengalami panas tinggi dan trombositnya turun.
Pasien tersebut berasal dari Desa Kloangpopot, Kecamatan Doreng.
Sementara itu, Nina, ibu dari seorang pasien DBD lainnya yang berasal dari Wairbubuk, Kelurahan Wairotang, Kecamatan Alok Timur, juga menyampaikan kalau mereka sudah selama 2 hari berada di RSUD T. C. Hillers.
Menurut Nina, anaknya juga mengalami penurunan trombosit dan panas tinggi sehingga harus dirawat karena ada gejala penularan DBD.
Salah satu pasien DBD asal Desa Darat Pantai, Kecamatan Talibura juga mengungkapkan bahwa dirinya merasa panas tinggi sehingga dibawah ke Puskesmas Watubaing dan dirawat sehari.
Hingga kemarin, 1 Juni 2020 dirujuk ke RSUD T. C. Hillers karena mengalami DBD.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrus Herlemus yang ditemui di Kantor Dinas Kesehatan, Selasa (2/6/2020) mengatakan bahwa .daerah endemi jadi pasien DBD pasti tetap ada di setiap kecamatan.
Dia mengatakan, penanganan terus dilakukan melalui puskesmas – puskesmas, dan tim teknisnya juga bergerak cepat untuk menanangi kasus DBD ini.
Selain itu, kata Petrus Herlemus, alat fogging juga sudah diserahkan ke semua puskesmas jadi penanganannya bisa langsung ke puskesmas terdekat.
Pewarta : Athy Meaq