LARANTUKA, Metrotimor.id – Warga di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, terus menunjukkan semangat gotong royong dengan membersihkan badan jalan Trans Waiula-Boru, khususnya di kawasan Kali Waimuring dan Duang, Desa Nawakote. Aksi ini dilakukan sebagai respons terhadap dampak banjir besar yang secara sporadis membawa batu, kayu, pasir, dan lumpur hingga menutupi akses jalan utama.
Hingga Minggu, 27 Januari 2025, warga telah lima kali melakukan aksi solidaritas membersihkan jalan yang tertimbun material banjir akibat erupsi Gunung Api Lewotobi Perempuan.
“Kami, para pemilik kendaraan seperti dump truk, pick-up, sepeda motor, serta warga yang tidak memiliki kendaraan, secara inisiatif melakukan kerja bakti bersama membersihkan jalan. Sudah lima kali kami turun untuk kerja bakti seperti ini,” ujar Paskalis Ipir, warga Desa Hewa yang juga pemilik dump truk, saat ditemui di lokasi Kali Waimuring.
Paskalis yang juga merupakan korban terdampak erupsi Gunung Api Lewotobi Laki-laki menyesalkan minimnya respons dari pemerintah. Menurutnya, upaya meminta bantuan alat berat ke dinas terkait tidak membuahkan hasil dengan alasan keterbatasan bahan bakar dan alat berat yang rusak.
“Kami sudah pernah meminta bantuan ke dinas terkait, tetapi mereka mengatakan bahwa bahan bakar minyak tidak tersedia dan alat berat dalam kondisi rusak. Akhirnya, kami tidak mau berharap lagi kepada Pemda Flotim,” tambahnya.
Gotong Royong Demi Kelancaran Transportasi
Anton Dopi Liwu, warga Desa Waiula Dusun Tabana, menegaskan bahwa aksi gotong royong ini bertujuan untuk menjaga kelancaran arus barang dan jasa, termasuk mendukung aktivitas di Pasar Boru, serta memperlancar layanan pendidikan dan kesehatan bagi warga.
“Jika ada warga sakit, akses menuju Puskesmas Boru, Maumere, atau Larantuka menjadi lebih cepat. Selain itu, jalur ini juga sangat penting bagi petani dalam mendistribusikan hasil pertanian dan perkebunan mereka,” jelas Anton.
Tonce Liwu, seorang petani milenial dari Waiula, menambahkan bahwa jalan Trans Waiula-Boru adalah urat nadi perekonomian wilayah Selatan Kecamatan Ile Bura dan Wulanggitang. Ketika jalan ini tidak bisa dilalui, warga harus mencari jalur alternatif yang membutuhkan waktu lebih lama, hingga dua jam perjalanan, dibandingkan dengan jalur normal yang hanya 15–30 menit.
“Akibatnya, supir dan warga yang berbelanja di Maumere merasa rugi jika harga barang yang dibeli tidak dijual lebih mahal. Karena itu, kami tetap siaga membersihkan badan jalan di Waimuring dan Duang,” tegasnya.
Harapan Bantuan Alat Berat dari Pemerintah Pusat
Melihat kondisi ini, warga berharap adanya perhatian dari pemerintah, termasuk Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, untuk memberikan bantuan satu unit ekskavator bagi warga lima desa terdampak.
“Alat ini tidak hanya untuk menghadapi bencana alam, tetapi juga dapat digunakan untuk infrastruktur desa, pertanian, dan perkebunan,” tambah Tonce Liwu.
Aksi bakti sosial ini berlangsung dari pukul 12.00 hingga 16.00 WITA, dengan banyak warga yang melintas merasa bersyukur jalan kembali bisa dilewati. Meski begitu, mereka tetap berharap agar pemerintah dapat memperbaiki infrastruktur jalan dan membangun jembatan yang lebih kuat untuk mengurangi risiko bencana di masa depan. (TIM)