Warga Sikka Tolak Sekolah Dijadikan Karantina Bagi Penumpang KM Lambelu

oleh -94 Dilihat
oleh

MAUMERE, METROTIMOR.ID– Ratusan warga Kecamatan Alok menggelar aksi protes menolak kebijakan pemerintah Kabupaten Sikka, Pulau Flores, NTT untuk menjadikan sejumlah gedung sekolah sebagai tempat isolasi atau karantina bagi para penumpang KM Lambelu yang bakal bersandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere, Senin 6 April 2020 pukul 21.00 WITA malam ini.

Dikabarkan dari Kota Maumere, sejumlah sekolah yang menjadi sasaran untuk dijadikan tempat karantina bagi para penumpang kapal tersebut adalah SDK IV Maumere, SDI Santo Yosep, SD Tingkat dan sekolah lainnya.

Dengan begitu, warga dan ketua RTnya dengan keras menolak untuk menerima dan jadikan sekolah sebagai tempat karantina bagi para penumpang KM Lambelu.

Ketua RT 03/ RW 07, Kelurahan Madawat, Kecamatan Alok Maria Sinta mengatakan, dirinya bersama warga menolak kebijakan pemerintah daerah untuk dijadikan SDI IV Maumere sebagai tempat isolasi bagi para penumpang kapal tersebut.

Aksi penolakan ini pun terjadi di SDI Madawat, SDI St Yosef, SD Kota Uneng dan SD Sinde Kabor dengan keras menolak kebijakan pemerintah daerah setempat.

Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo yang didamping oleh Kapolres Sikka AKBP Sajimin dan Dandim 1603/ Sikka Letkol.Inf.Zulnalendra Utama saat menemui warga di SDI Santo Yosef Maumere mengatakan, pihak Pemkab Sikka setelah menyurati PT Pelni agar kapal dilarang bersandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere sebelum dilakukan pemeriksaan kesehatan bagi para penumpang dan 30 Anak Buah Kapal dan karantina selama 6 hari di laut.

Informasi yang diperoleh dari Posko Nunukan, kata Robi Idong, menyebutkan kapal berlayar sejak 28 Maret 2020 dengan membawa serta 4 orang penumpang posetif corona -19 yang telah diturunkan.

Kendati demikian, masih ada potensi 30 ABK di atas kapal dan tidak terjadi pergantian ABK sehingga bisa terinfeksi virus corona. Karena terhitung mulai tanggal 28 Maret 2020 hingga hari ini, 9 hari. Sementara masa inkubasinya adalah 14 hari,” ujarnya.

” Kami akan gunakan Kapid test dan langsung karantina laut. Fasilitas yang kita siapkan itu untuk mengantisipasi saja. Jadi malam ini kapal tidak bisa sandar. Kita akan melakukan pemeriksaan terutama bagi 30 ABK itu.

Kalau indikator anti bodi mereka menurun itu mengarah 80 persen posetif. Dan langkah selanjutnya kita akan laporkan ke posko tingkat provinsi dan pemerintah pusat untuk diarahkan ketempat lain. Seperti di Jakarta yang telah menyiapkan untuk melayani dan tangani pasien posetif Covid-19,” tutur Robi Idong akrab dipanggil.

Pewarta : athy meaq

Editor : agustinus bobe