Editor: Agustinus Bobe
SoE, METROTIMOR.ID– Fransiska Nggeong puteri kandung dari Yusuf Nggeong mengatakan pihaknya bersama keluarganya mendatangi Mapolres TTS guna menanyakan perkembangan kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum anggota DPRD TTS asal Partai NasDem Jean Neonufa terhadap korban Yusuf Nggeong pada 17 April 2020 di SPBU Oenali.
Terkait dengan pernyataan dan pengakuan Jean Neonufa bahwa sudah ada kata kesepatakan damai antara kedua belah pihak di hadapan Kasat Reskrim Polres TTS IPTU Jamari.
Fransiska dengan keras membantahnya. Menurut Siska biasa disapa, waktu di Mapolres TTS keluarganya Nggeong hanya bertemu dengan kasat dan tidak pernah bertemu dengan Jean Neonufa.
” Waktu kami datang ke Polres TTS itu tidak ada pak Jean. Kami hanya bertemu dengan pak Kasat Reskrim saja. Kami tanya bagaimana perkembangan kasus yang kami laporkan,” ujarnya
” Kami sampai dengan hari ini tidak pernah ketemu pelaku atau terlapor dan belum ada kesepakatan untuk damai.
Dia ( Jean) memang ada datang di rumah beberapa hari lalu, tetapi kami dari pihak keluarga korban menolak untuk bertemu,” tulis Fransiska dalam pesan nomor WhatsAppnya kepada SelatanIndonesia.com, Jumat ( 1/5/2020).
” Kalau mau minta maaf, kami minta harus di Polres TTS tidak boleh di rumah dan langsung dihadapan orangtua saya, baru sampaikan secara terbuka kepada publik,” tegas Siska.
Jean Neonufa saat menggelar konferensi pers dengan sejumlah wartawan di kediamannya di Nunumeu, Kota SoE, Kamis ( 30/4/2020) menyampaikan ucapan minta maaf dan mengakui telah bersalah melakukan pemukulan ke arah wajah korban Yusuf Nggeong pada 17 April 2020 di SPBU Oenali.
” Saya mengakui jika dalam keadaan mabok sehingga saya memukul bapak Yusuf Nggeong di SPBU Oenali.
Saya minta maaf kepada korban dan keluarganya atas tindakan tak terpuji yang saya lakukan. Saya pribadi dan keluarga mengucapkan terimakasih kepada korban dan keluarganya yang telah membuka pinta maaf buat saya,” ucapnya penuh syukur.
Sumber: Dikutip dari SelatanIndonesia.com dan hasil konferensi pers