So’E, METRO TIMOR.ID– Di Kabupaten Timor Tengah Selatan, muncul seorang figur yang dikenal tidak hanya sebagai guru, tetapi juga sebagai motivator dan pejuang literasi yang gigih, yaitu Thomas E. Kabu. Sejak awal kariernya, Thomas menunjukkan komitmen yang luar biasa terhadap pendidikan, berkeyakinan bahwa setiap anak memiliki hak yang sama untuk mengakses pengetahuan. Dengan semangat yang menggebu, ia terus berupaya menciptakan perubahan positif di sekitarnya.
Untuk menyebarkan kecintaannya terhadap literasi, Thomas mendirikan komunitas literasi bernama **Rumah Literasi Thomas Edison**, sebuah oase bagi anak-anak yang haus akan ilmu. Di tempat ini, anak-anak tidak hanya belajar membaca, tetapi juga terlibat dalam berbagai kegiatan kreatif yang dirancang untuk mengembangkan minat dan bakat mereka. Dengan program-program inovatif, Thomas berhasil mengubah cara pandang anak-anak terhadap proses belajar, menjadikannya aktivitas yang menyenangkan dan penuh antusiasme.
Tidak hanya itu, Thomas juga menjadi penggerak utama dalam mendirikan **Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Cendikiawan Soe**, sebuah ruang terbuka untuk masyarakat berkumpul, berbagi pengetahuan, dan berdiskusi tentang berbagai isu penting. Dengan koleksi buku yang beragam, Thomas berusaha menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendorong partisipasi aktif dari semua kalangan dalam aktivitas literasi.
Dedikasi dan usaha keras Thomas tidak sia-sia. Pada tahun 2022, ia dinobatkan sebagai **Guru Motivator Literasi (GML) Nasional**, sebuah penghargaan bergengsi yang mengakui kontribusinya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Pengakuan ini semakin mendorong Thomas untuk terus maju, menjangkau lebih banyak komunitas dan mendidik lebih banyak orang.
Pada tahun 2023, Thomas kembali meraih prestasi dengan menjadi **Sosialisator Program Literasi (SPL) Nasional**. Dalam kapasitasnya ini, ia aktif menyebarkan kesadaran akan pentingnya literasi serta memberikan strategi praktis untuk implementasinya di berbagai daerah. Bagi Thomas, literasi adalah kunci untuk membuka pintu masa depan, dan setiap individu berhak untuk mendapatkan kemampuan tersebut.
Setiap kali diundang sebagai narasumber, Thomas selalu berbagi pengalamannya yang inspiratif dan mengajak peserta untuk merefleksikan pentingnya pendidikan. Ia sering menekankan bahwa literasi tidak hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga melibatkan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan membuat keputusan yang bijak. Pesan-pesannya berhasil menggerakkan banyak orang untuk lebih aktif dalam berbagai kegiatan literasi.
Pada tahun 2024, Thomas diangkat sebagai **Duta Prestasi Nasional**, sebuah gelar yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai tokoh teladan dalam dunia pendidikan. Melalui peran ini, ia terus menginspirasi generasi muda untuk lebih giat mengembangkan diri dan mengejar mimpi melalui literasi.
Namun, perjalanan Thomas tidak selalu mulus. Tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan dukungan kerap ia hadapi. Meski demikian, semangatnya tak pernah surut. Ia percaya bahwa setiap langkah kecil yang diambil dapat membawa dampak besar bagi masa depan pendidikan di Indonesia.
Kisah inspiratif Thomas E. Kabu membuktikan bahwa dengan dedikasi, semangat, dan kecintaan terhadap literasi, seseorang dapat membawa perubahan besar bagi masyarakat. Mari kita lanjutkan perjuangan ini, karena setiap buku yang dibaca adalah langkah menuju masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
(***)