SoE,METROTIMOR.ID–Kemarau panjang di NTT, khususnya di Kabupaten TTS, telah menimbulkan dampak signifikan terutama terkait kekeringan dan kekurangan pasokan air bersih bagi masyarakat. Kepala Pelaksana Tugas BPBD TTS, Drs. Yerry O. Nakamnanu, M.Si mengungkapkan bahwa pemerintah desa melaporkan keluhan defisit air bersih, meresponsnya dengan melakukan distribusi air bersih di 15 titik sekitar 5 kecamatan.
Nakamnanu menjelaskan, “Kami tanggap terhadap kondisi ini dan terus melakukan distribusi air bersih sebagai respons terhadap keluhan masyarakat. Meskipun sudah dilakukan distribusi di beberapa titik, kami masih mempertimbangkan untuk memperluas penyaluran air, terutama di daerah yang sangat terdampak. Hingga saat ini, hujan belum merata di Kota SoE dan sekitarnya, terutama di wilayah selatan yang belum menerima hujan sama sekali, sehingga pasokan air bagi masyarakat masih menjadi permasalahan.”
BPBD TTS telah menggunakan satu unit tangki mobil air berkapasitas 5000 liter dan satu truk bak terbuka membawa viber berkapasitas 2500 liter, total dua buah, untuk pendistribusian air bersih. Nakamnanu menegaskan bahwa pendistribusian air merupakan tugas rutin BPBD, namun tahun 2023 ini diambil dalam konteks tanggap darurat untuk memastikan kelangsungan hidup masyarakat.
“Saat ini, kami fokus pada tanggap darurat, menggunakan anggaran tak terduga yang ada di daerah. BPBD tidak pernah melepaskan tanggung jawabnya, baik dalam menghadapi musim kemarau maupun hujan yang dapat menyebabkan bencana seperti banjir dan longsor. Anggaran lebih difokuskan pada mitigasi dan pencegahan, sementara kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi menjadi prioritas khusus,” tambah Nakamnanu.
(*wulan)