MAUMERE,METROTIMOR.ID–Akibat perlakuaan tidak wajar yang dilakukan oleh salah satu oknum petugas Satgas Covid-19 kabupaten Ngada yang diduga menganiaya salah satu sopir Ikan segar dari Kota Maumere, Kabupaten Sikka dikala ingin melintasi Perbatasan Ngada- Nagekeo tepatnya di pos jaga Pabuku Ngada pada Minggu (31/5/2020) atas nama Benediktus Cristanto alias Anong guna mengantar Ikan segar di Nagekeo.
Padahal para sopir ikan ini sudah mengantongi surat izin lengkap tetapi tidak diizinin lewat.
Atas perlakuan yang tidak wajar ini sejumlah sopir Ikan di Sikka mendatangi kantor Bupati Sikka pada Senin(1/6/2020) mengadukan perlakuan yang tidak wajar yang dialami salah satu rekanya sopir ikan Benediktus Christanto alias Anang.
Dihadapan Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo,Wakil Bupati Sikka Romanus Woga dan Pimpinan Forkopimda melalui Juru Bicara Lambertus Sino ia mengungkapan beberapa perlakuan yang terjadi Perbatasan Ngada-Nagekeo diantaranya mereka sudah mengantongi surat izin lengkap tetapi tetap ditahan dan tidak diizinkan bahkan temanya Anang sempat dianiaya dan ditahan oleh oknum polisi dan Satpol PP di posco Covid-19 Paubuku Ngada.
“Kami mengharapkan agar jangan terjadi lagi penutupan portal perbatasan untuk mobil ikan yang merupakan salah satu mobil pengangkut logistik.
Kami tidak diperbolehkan untuk melewati perbatasan sementara kami sudah melengkapi dokumen perjalanan berupa surat izin dari Dinas perhubangan kabupaten Sikka, Surat bebas covid-19 dari Dinas kesehatan, Surat kendaraan berupa STNK SIM dan Buku KIR dan Surat dari Dinas kelautan dan perikanan kabupaten Sikka tempat kami mengambil ikan,” beber Usno
Usno mengatakan, mereka pun sempat mempertanyakan semuanya kepada petugas perbatasan Ngada-Nagekeo tetapi petugas dari POL PP dan Polisi malah memukul menganiaya mereka.
“Dari kami ada yang disuruh memasang telinga di knalpot mobil dan mobil itu digass dan saya sendiri juga mengalami hal itu karena djajak untuk berduel dengan salah satu anggota Pol PP,” ungkap Usno.
Dirinya merasa mereka sangat di diskriminasi sekali terkait perlakuan petugas posko perbatasan tersebut.
Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo ketika menerima pengaduan sejumlah para sopir tersebut mengatakan dirinya sangat prihatin dengan kejadian ini.saya sudah mendapatkan laporan ini dari Dinas perhubungan dan melalui media sosial,”imbuh Robi Idong kerap disapa.
Robi Idong juga melanjutkan beberapa hari yang lalu ada Video converence dengan Gubernur NTT yang didamping Wakil Gubernur bersama Bupati dan wali kota bersama Forkopimda se- provinsi Nusa Tenggara Timur menyepakati untuk tidak ada lagi penutupan jalan diperbatasan apalagi menyangkut kendaraan yang memuat barang logistik dan perdagangan lainnya.
Semua mobil-mobil harus tetap tetap beroperasi mengikuti protokoler kesehatan ,”tegas Bupati Robi Idong.
Ia juga berhanji hari ini juga akan menindak lanjuti dengan menghubungi Gubernur NTT dan Bupati Ngada untuk pembukaan jalan tersebut.
Setelah mendengar jawaban dari Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo, para sopir ikan segar ini langsung meninggalkan kantor Bupati Sikka.
Terpisah Benediktus christanto alias Anang mengtakan saat kejadian penahanan di perbatasan Ngada-Nagekeo dirinya sempat membuat Video.Saat itu salah salah satu oknum polisi langsung merampas Hanphone dan memukul dirinya selain itu juga ada salah satu oknum Pol pp juga sempat memukulnya.Polisi ini pun menggiring Anang ke posko jaga dan menahan dirinya.
Saat dirampas hanphone dan ditanyai ia menjawab ini sebagai bukti ntuk dirinya mengadu ke Dinas Perhubungan Kabupaten Sikka karena kami sudah urus surat izin.
Pewarta : Athy Meaq