Rote Ndao, Metrotimor.id– Selasa 10 Desember 2024 Pemerintah Kabupaten Rote Ndao bersama Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur menggelar Konsultasi Publik Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Taman Buru Pulau Ndana.
Kegiatan ini berlangsung di Hotel Riki, Selasa (10/12/2024), dan dibuka secara resmi oleh Plt. Asisten Administrasi Pemerintah dan Kesra, Benay Forah, yang mewakili Penjabat Bupati Rote Ndao, Oder Maks Sombu, S.H., M.A., M.H.
Dalam sambutannya, Penjabat Bupati menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral dalam upaya melestarikan Taman Buru Pulau Ndana.
Beliau menyebut kegiatan ini sebagai momentum strategis untuk menyatukan perspektif dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, praktisi lingkungan, hingga masyarakat adat dan komunitas lokal.
“Pulau Ndana adalah permata Kabupaten Rote Ndao. Keindahan alamnya, biodiversitasnya yang unik, serta posisinya sebagai salah satu pulau terluar Indonesia menjadikannya aset berharga yang harus dijaga bersama. Pulau ini tidak hanya simbol kebanggaan, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai bangsa,” ujar Penjabat Bupati melalui sambutan yang disampaikan oleh Benay Forah.
Komitmen untuk Pembangunan Berkelanjutan
Penjabat Bupati juga menekankan bahwa pengelolaan Pulau Ndana harus mengedepankan prinsip pembangunan berkelanjutan yang memadukan pelestarian lingkungan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Kami percaya bahwa pelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi dapat berjalan seiring. Dengan ekowisata yang dikelola secara bijak dan pemanfaatan sumber daya alam yang ramah lingkungan, kita dapat menciptakan keseimbangan antara keberlanjutan alam dan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, beliau menggarisbawahi pentingnya menghormati kearifan lokal dalam penyusunan rencana pengelolaan jangka panjang. Menurutnya, pelibatan masyarakat adat dan tokoh lokal adalah kunci untuk memastikan keberhasilan program konservasi.
Dukungan Penuh dari Berbagai Elemen
Acara ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala BBKSDA NTT beserta jajaran, Komandan Lanal Pulau Rote, Sekretaris Daerah Kabupaten Rote Ndao, kepala perangkat daerah, akademisi, praktisi lingkungan, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, pemuda, dan insan pers.
Diskusi interaktif menjadi bagian penting dalam kegiatan ini. Peserta diharapkan memberikan masukan yang konstruktif untuk menyusun rencana pengelolaan yang komprehensif dan efektif, dengan tujuan utama melestarikan keanekaragaman hayati Pulau Ndana.
Pulau Ndana: Aset Strategis dan Warisan Masa Depan
Pulau Ndana, selain menjadi kawasan konservasi yang kaya akan keanekaragaman hayati, juga memiliki peran strategis sebagai salah satu pulau terluar Indonesia. Pulau ini adalah simbol kedaulatan bangsa sekaligus menjadi peluang besar untuk pengembangan ekonomi berbasis ekowisata.
“Pulau Ndana menghadirkan tantangan dan tanggung jawab besar bagi kita semua. Dengan semangat gotong royong, saya yakin kita mampu menjaga kelestariannya sekaligus menjadikannya warisan berharga bagi generasi mendatang,” ujar Penjabat Bupati.
Momentum Kolaborasi untuk Masa Depan
Kegiatan konsultasi publik ini menjadi tonggak penting bagi Kabupaten Rote Ndao dalam memperkuat komitmen terhadap konservasi lingkungan. Pemerintah daerah berharap kegiatan ini dapat menghasilkan rencana pengelolaan jangka panjang yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan zaman.
“Mari kita jadikan forum ini sebagai ruang kolaborasi untuk berbagi gagasan dan solusi. Dengan melibatkan semua pihak, kita bisa memastikan bahwa Pulau Ndana tetap menjadi kebanggaan Kabupaten Rote Ndao sekaligus simbol pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” tutup Benay Forah.
Kegiatan ini tidak hanya memperkuat pelestarian lingkungan, tetapi juga menjadi langkah nyata untuk memastikan bahwa pembangunan ekonomi di Rote Ndao tetap selaras dengan prinsip keberlanjutan. Pulau Ndana kini menjadi pusat perhatian nasional sebagai salah satu kawasan konservasi yang memadukan keindahan alam dengan potensi ekonomi berbasis ekowisata.
(***)