LARANTUKA,METROTIMOR.ID–RSUD Larantuka berada dalam sorotan publik karena akan mengalami perubahan status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), namun belum dilakukan pembayaran uang jasa Covid-19 kepada tenaga kesehatan sebesar 5,7 M. Situasi kritis semakin diperburuk oleh fasilitas yang tidak memadai.
Terpantau, Jumat 16 November 2023B, eberapa item pekerjaan, seperti Ruang Farmasi dan radiologi, belum selesai, dan banjir pasca hujan merendam ruang radiologi, menghancurkan stok obat dan peralatan medis. Publik di media sosial telah menyuarakan keprihatinan mereka, menyerukan Penjabat Gubernur NTT untuk segera mengunjungi RSUD Larantuka.
Blas, seorang warga, mengatakan, “Kami berharap Penjabat Gubernur NTT, Ayodia Kalake, dapat melihat langsung kondisi RSUD Larantuka yang memprihatinkan. Saat ini, RSUD Larantuka menjadi satu-satunya rumah sakit milik Pemda Flores Timur yang akan menjadi BLUD, tapi pelayanannya terhenti akibat berbagai masalah.”
Masyarakat juga mempertanyakan mengapa kunjungan kerja Gubernur NTT tidak menyentuh RSUD Larantuka. Mereka menyoroti kekurangan tenaga medis, kebutuhan obat yang sering tidak terpenuhi, instalasi oksigen yang belum optimal, dan pembayaran uang jasa pasien Covid-19 yang masih tertunggak.
Blas menambahkan, “Kami ingin Gubernur NTT mengetahui proyek peningkatan sarana dan prasarana yang terkesan lamban oleh CV Kasih Ibu. Kunjungi RSUD Larantuka hari ini, lihat sendiri bagaimana kontraktor tersebut sering lalai dan dampaknya terhadap pelayanan kesehatan di sini.”
Informasi terbaru menyebutkan bahwa kontraktor tersebut masih berada di Kabupaten Lembata, dan kualitas pekerjaannya sebelumnya di Puskesmas Oka diawasi dengan kritis. Publik menegaskan urgensi tindakan untuk mengatasi masalah ini secepatnya, memastikan bahwa pelayanan kesehatan di RSUD Larantuka tidak terganggu lebih lanjut.(*RS)