Kupang, Senin (01/02/2021)
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef A. Nae Soi meresmikan Sentral Gas O2 Mini Ruang Isolasi Covid-19 RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang di pelataran ruang Komodo, Senin (01/02/2021) didampingi oleh Sekda NTT Benediktus Polo Maing, Kadis Kesehatan NTT dr. Mese Ataupah, Sekretaris Dinkes NTT David A. Mandala, Karo Pemerintahan Doris Rihi, dan juga Direktur RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang dr. Mindo E. Sinaga. Peresmian ini menjadi bukti pemerintah tanggap akan penyediaan fasilitas kesehatan di tengah pandemi.
Wagub NTT menegaskan peresmian ini harus dilakukan pada hari Senin dan perintah ini disanggupi oleh pihak RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang dalam kurun waktu 2 hari untuk penyiapannya. “Safety no compromise, jadi keselamatan tidak boleh kita kompromi”, tegasnya. Oleh karena itu, pengadaan oksigen di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johanes Kupang sudah aman terkendali. Sedangkan rumah sakit yang lain, masih diinvetarisir kekurangannya. Wagub NTT juga mengatakan agar rumah sakit yang ada di NTT segera melaporkan apa saja yang dibutuhkan setelah berkoordinasi dengan Dirjen Dinas Pelayanan Kesehatan, Prof. Kadir. Selain itu, ia berharap seluruh masyarakat tetap menggunakan masker, jaga jarak, dan mematuhi protokol kesehatan.
“Saya masih keliling di beberapa tempat di Kupang, orangnya masih kumpul-kumpul”, ujar Wagub NTT. Ia meminta masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan demi kepentingan bersama. Wagub NTT juga mengatakan demi pengantisipasian penumpukan sampel PCR di Kota Kupang, pemerintah sudah memesan reagen dan meminta kementerian untuk membantu pengadaan PCR di Sumba dan juga Flores. Ia menambahkan, insentif bagi para tenaga medis juga akan segera diberikan. Wagub NTT meminta Kadis Kesehatan untuk segera melakukan pembedahan pada sistem Krisna antara pusat dan daerah agar tidak terlambat dalam pemberian insentif kepada tenaga kesehatan. Selain itu, ia juga menyampaikan keterlambatan hasil swab PCR dikarenakan adanya tenaga analisis yang terinfeksi Covid-19. Oleh karena itu, ia meminta maaf atas keterlambatan pemeriksaan hasil swab. Sejauh ini, rumah sakit sudah mendapatkan 3 tenaga pengganti untuk melakukan analisis.
Di lain sisi, Direktur RSUD Prof. Dr. W .Z. Johanes Kupang, Dr. drg. Mindo E. Sinaga, M.Kes juga mengatakan pengadaan oksigen sentral ini lebih efisien, karena tidak perlu membawa tabung manual dan hanya membuka kerannya dari luar untuk kemudian diarahkan petugas dan langsung terdistribusi ke seluruh pasien. Sedangkan selama ini dengan sistem penggunaan tabung oksigen manual, tenaga medis harus mengantar tabungnya ke dalam ruangan.
Menurut Mindo, pengadaan oksigen sentral mini ini sebagai salah satu bentuk pengurangan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis, mengingat tenaga medis harus menggunakan APD setiap kali memasukkan tabung oksigen ke dalam ruangan. Oleh karena itu, pengadaan oksigen sentral ini sangat membantu. Ia juga menambahkan perihal kekurangan rumah sakit saat ini terkait keterlambatan hasil PCR, selain terbatasnya tenaga analisis akibat terinfeksi virus, pihak RSUD Prof. W. Z. Johanes Kupang juga hanya mampu memeriksa 282 sampel per hari dibagi dengan 3 shift sesuai kapasitas mesin yang ada.Demikian Siaran Pers yang diterima media ini, senin (2/1/2021) dibuat untuk dipublikasikan.
Sumber : Siaran Pers Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT