LARANTUKA, METROTIMOR.ID – Aksi demonstrasi warga Desa Lewapao, Kecamatan Ile Boleng, Flores Timur, pada Senin (3/2/2025) pagi dengan memblokade jalan rusak dan menanam pohon pisang sebagai bentuk protes atas ketidakadilan pembangunan, menjadi pukulan telak bagi Pemerintah dan DPRD Flores Timur.
Warga menuntut Pemda Flotim segera memperbaiki ruas jalan kabupaten yang melintasi Desa Lewapao, yang sudah lebih dari 25 tahun tidak tersentuh pembangunan. Padahal, janji perbaikan sudah berulang kali disampaikan, termasuk saat Tim Teknis Pemda turun mengukur jalan tersebut, namun hingga kini tidak ada realisasi.
“Kami merasa ditipu oleh Pemerintah dan DPRD Flotim. Sudah tujuh Bupati menjabat, terakhir Penjabat Bupati Flotim Doris Rihi turun langsung mengukur jalan, tapi sampai sekarang tak ada pekerjaan. Aksi ini supaya Pemda dan DPRD turun langsung melihat kondisi jalan ini,” ujar Koordinator Aksi, Raimundus Kopong.
Aksi demonstrasi ini sempat membuat kemacetan, mengganggu aktivitas warga ke sekolah, kantor, dan pasar, terutama karena bertepatan dengan hari pasar di Waiwerang. Meski akhirnya jalan dibuka kembali pada sore harinya setelah pendekatan persuasif dari pihak kecamatan, aksi ini telah menjadi simbol kekecewaan warga terhadap kebijakan Pemda Flotim.
Jual 5 Fortuner untuk Bangun Jalan
Pernyataan Penjabat Bupati Flotim, Sulastri Rasyid, yang menyebutkan bahwa anggaran terbatas karena fokus pada penanganan bencana erupsi Gunung Lewotobi dan konflik sosial di Bugalima, justru menuai respons keras dari berbagai pihak.
Netizen mempertanyakan mengapa Pemda mengaku kekurangan anggaran, tetapi justru membeli lima mobil dinas Fortuner baru senilai Rp3,12 miliar. Kritik tajam pun membanjiri media sosial.
“Itu alasannya omong kosong. Jalan rusak ini sudah lama sebelum erupsi Lewotobi, tapi kok anggaran untuk beli Fortuner lebih cepat direalisasikan?” tulis Alves Kabelen di grup Suara Flotim.
Sementara itu, San Fernandez Aekoli menulis singkat namun tajam, “Jual Fortuner buat jalan.” Komentar ini pun disambut oleh Obbye L. Hoda: “Mereka lebih memilih mobil baru, kebutuhan vital masyarakat malah diabaikan.”
Virqram Fernandez menyoroti urgensi pengadaan mobil tersebut, “Kas daerah kosong, tapi di akhir 2024 malah beli mobil dinas baru. Apakah itu lebih penting dibanding perbaikan jalan?”
Pembangunan Jalan Lebih Mendesak
Tuntutan agar Pemda Flotim menjual kembali lima mobil Fortuner tersebut demi membangun jalan semakin menguat. Banyak pihak menilai, dana Rp3,12 miliar sudah cukup untuk memperbaiki ruas jalan kritis di berbagai wilayah seperti Lewapao-Harubala-Gayak-Deri, Hurung-Woloklibang-Ilepati Adonara Barat, hingga Watohari-Tanahwerang Solor Timur.

“Kalau saja Penjabat Bupati, Sekda, dan Ketua DPRD Flotim tidak memaksakan pembelian mobil dinas baru, maka dana itu bisa dialokasikan untuk jalan. Bahkan, jika menggunakan metode lapen seperti yang pernah diusulkan Fransiskus Roi Lewar, anggaran tersebut sudah bisa menyelesaikan beberapa ruas jalan,” kata Thomas, warga Larantuka.
Dengan semakin banyaknya kritik yang muncul, kebijakan belanja Pemda Flotim harus dievaluasi. Apalagi, Presiden RI Prabowo Subianto telah berulang kali mengingatkan agar pemerintah daerah menghindari pengeluaran yang tidak mendesak dan fokus pada kebutuhan masyarakat.
Aksi warga Desa Lewapao ini diharapkan menjadi catatan penting bagi pemimpin Flotim ke depan agar lebih bijak dalam menetapkan prioritas pembangunan. Perbaikan jalan yang sudah lama diabaikan menjadi kebutuhan mendesak yang tidak bisa lagi ditunda. (Tim/ROB)