BA,A,METROTIMOR.com–Covid-19, saat ini menjadi virus menakutkan bagi umat manusia di seluruh belahan dunia. Dan untuk menekan angka penyebarannya, sejumlah wilayah di Nusa Tenggara Timur, sudah mengantisipasi terhadap penyebarannya. Mulai dari mensterilkan tempat publik, sosialisasi, bahkan mengeluarkan instruksi pun sudah dilakukan.
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Rote Ndao. Melalui kegiatan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2021 yang dilaksanakan di Auditorium Ti’i Langga-Ba’a (17/3), acara yang dibalut dengan nuansa kedaerahan itu, dipenuhi pesan cegah Covid-19.
Mulai dari luar, persis di dekat pintu masuk, sebuah spanduk berukuran cukup besar seolah menyapa kedatangan peserta musrenbang yang bertuliskan ‘ayo cegah corona’. Pesan itu selain sebagai ‘warning’ sekaligus merupakan syarat kepada seluruh peserta musrenbang untuk melakukan cuci tangan sebelum masuk ruangan auditorium.
Konsep desain yang digunakan di dalam ruangan pun masih seputar pencegahan Covid-19. Terlihat jejeran kursi yang diatur begitu rapi dengan jarak sekitar satu meter, memberi sinyalemen menjaga jarak aman bukan saja pada saat berkendaraan. Tetapi terasa sangat penting saat ini untuk menghentikan ‘penyebarangan’ Covid-19 pada jarak tertentu.
Tak hanya itu, di belakang setiap kursi, ditempelkan selembar kertas ukuran A4. Lembaran tersebut berisikan Instruksi Bupati Rote Ndao terhadap pencegahan Virus Corona.
Sontak, setiap pandangan terus diingatkan, waspadalah terhadap penyebaran Covid-19. Ya, mencegah lebih baik, daripada mengobati. Begitulah makna yang tersirat dalam 10 point instruksi Bupati tersebut.
Harus diakui, munculnya Corona, tatanan budaya orang ketimuran mulai ‘disakiti’. Bersalaman dan cium hidung yang spontan dilakukan ketika bertemu, harus diganti dengan cara yang berbeda.
Perbedaanya sangat drastis, setelah merebaknya virus Covid-2019 yang disusul surat edaran pencegahanya oleh Mendagri kepada seluruh kepala daerah di Indonesia. Semua cara fisik yang mengambarkan keakraban, khususnya di Rote Ndao harus menggunakan cara dari daerah lain.
Menindaklanjuti point kesembilan dalam instruksi Bupati, yakni ‘senantiasa berdoa dan memohon perlindungan Tuhan’, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao memulainya dengan menggelar doa bersama. Dipimpin oleh 16 pemuka agama, dari Protestan, Katholik dan Islam, acara itu dilangsungkan di halaman kantor Bupati (18/3), yang melibatkan unsur forkopimda.
Seluruh peserta yang berbaris itu mengenakan baju putih, larut dalam suasana doa yang khusuk.
Di barisan paling depan, Bupati, Paulina Haning-Bullu, Wakil Bupati, Stefanus M. Saek, Sekretaris Daerah, Jonas M. Selly, Danlanal pulau Rote, Letkol laut (P) Achmad Alif, Kodim 1627, Letkol Kaf. Andriyan Wahyu Dwi Atmoko, Kajari Rote Ndao, Indra Hidayanto, serta sejumlah pimpinan OPD, menaikan doa dan mengharapkan kemurahan Tuhan untuk melawat Kabupaten Rote Ndao dari ancaman Covid-19.
“Semua yang terjadi di muka bumi ini, termasuk virus Corona adalah ijin Tuhan. Dia (Tuhan) tak pernah mengijinkan ujian melebihi kemampuan umatnya. Kami percaya, ketika memohon, Tuhan pasti menjauhkan virus itu di negeri kita”, kata Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu usai gelar doa bersama. MTI01