SoE, Metrotimor.id–Maksi Faot, pria sederhana asal Desa Noemeto, Kota Soe, mungkin tidak pernah membayangkan dirinya akan menjadi inspirasi bagi banyak orang, khususnya kaum muda di Timor Tengah Selatan (TTS). Sebagai petani palawija, Maksi menghabiskan hari-harinya menanam sayur-mayur, tomat, dan kacang panjang di lahan miliknya yang subur. Hasil panennya dijual kepada tengkulak atau dipasarkan sendiri di Pasar Inpres Soe, yang lebih dikenal dengan sebutan Paris.
Namun, perjalanan Maksi menuju dunia pertanian bukanlah pilihan pertama. Sebelumnya, ia sempat mengadu nasib di kota sebagai pekerja serabutan. Sayangnya, meski bekerja keras, pendapatan yang diterima tidak sebanding dengan usaha yang ia curahkan. Kondisi ini membuat Maksi memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Soe dan memanfaatkan lahan warisan leluhurnya.
Keputusannya terbukti tepat. Dengan semangat dan ketekunan, Maksi berhasil mengolah lahannya dan menghasilkan panen yang lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Pengalaman inilah yang mendorongnya untuk mengajak generasi muda TTS agar tidak tergiur dengan impian bekerja di kota besar atau merantau. Menurutnya, bertani bukan hanya pekerjaan yang mulia, tetapi juga bisa memberikan kehidupan yang layak.
“Me’up,on ate, tah on usif,” kata Maksi, mengutip pepatah Orang Dawan yang bermakna “Kerja seperti hamba
, makan seperti raja.” Ia yakin bahwa dengan kerja keras di ladang, kehidupan yang sejahtera bukanlah mimpi.
Selain itu, Maksi juga berpesan kepada pemerintah daerah, terutama menjelang pemilihan bupati yang akan datang. Ia berharap siapapun yang terpilih nanti akan memberikan perhatian lebih pada sektor pertanian di Kabupaten TTS. Menurutnya, pengembangan pertanian dapat menjadi salah satu solusi untuk mengurangi angka perdagangan orang yang setiap tahun memakan korban di kalangan masyarakat TTS, terutama mereka yang terpaksa bekerja sebagai buruh di luar NTT atau bahkan di luar negeri.
Dengan ketulusan dan semangatnya, Maksi Faot bukan hanya seorang petani biasa, tetapi juga seorang pemimpin di komunitasnya yang terus mendorong perubahan positif untuk masa depan yang lebih baik bagi TTS.
(*fagan)