Soe,Metrotimor.id – Pagi itu, Kota Soe diselimuti kabut dan hawa dingin khas daerah pegunungan. Namun, di sepanjang Jalan Jembatan Merah, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Kota Soe, suasana justru hangat oleh semangat gotong royong. Sejumlah pemuda tampak sibuk memperbaiki jalan, dibantu langsung oleh Ketua DPRD Timor Tengah Selatan (TTS), Mordekai Liu, yang hadir dengan pakaian kerja sederhana.
Jalan Jembatan Merah merupakan akses vital, tidak hanya bagi masyarakat umum, tetapi juga sebagai jalur utama menuju Kantor DPRD TTS, Kantor Bupati, serta beberapa dinas lainnya. Sayangnya, kondisi jalan ini kian memprihatinkan. Lubang-lubang besar di beberapa titik sering kali menyebabkan kendaraan terjebak, bahkan memicu kecelakaan.
“Setiap hari saya melewati jalan ini. Beberapa kali harus berhenti karena kendaraan masuk lubang, bahkan saat sedang buru-buru. Kondisi ini sangat mengganggu, terutama saat jam sibuk,” ujar Mordekai Liu, mengenang pengalamannya.
Sebagai Ketua DPRD sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan TTS, Mordekai merasa terpanggil untuk bertindak. Ia menginisiasi perbaikan jalan ini dengan mengajak masyarakat, khususnya para pemuda, untuk bergotong royong. Respons dari warga sangat positif.
Tidak hanya memberikan instruksi, Mordekai turun langsung ke lapangan untuk bekerja bersama masyarakat. Kehadirannya memberikan dorongan besar bagi para pemuda dan warga setempat. “Pak Ketua DPRD datang langsung membantu kami. Ini memberikan semangat baru, terutama bagi kami yang sudah lama mengeluhkan kondisi jalan ini,” ujar Emu Manubulu, salah satu tokoh masyarakat.
Montela, perwakilan dari komunitas pemuda Remaja Jembatan Merah (RJM), menceritakan bahwa kehadiran Mordekai memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras. Awalnya, mereka hanya berencana menutup lubang-lubang yang dianggap rawan kecelakaan. Namun, Mordekai mendorong mereka untuk memperbaiki jalan sepanjang satu kilometer secara menyeluruh.
“Pak Ketua bilang, ‘Kerjakan semua dari ujung ke ujung.’ Kami akhirnya bisa menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang lebih maksimal,” ungkap Montela.
Langkah ini tidak hanya memperbaiki infrastruktur, tetapi juga mempererat hubungan antara pemerintah dan masyarakat. Jalan yang sebelumnya menjadi sumber keluhan kini menjadi simbol kebersamaan dan kerja keras.
“Sebagai pemimpin, kita tidak bisa hanya menunggu. Ketika ada masalah, kita harus turun tangan. Saya bersyukur masyarakat, terutama pemuda, begitu antusias dan semangat untuk bekerja bersama,” ujar Mordekai.
Kini, Jalan Jembatan Merah telah berubah menjadi akses yang lebih layak. Inisiatif ini membuktikan bahwa gotong royong, meski sederhana, mampu menciptakan perubahan besar. Masyarakat TTS berharap semangat ini terus berlanjut, tidak hanya untuk perbaikan infrastruktur, tetapi juga dalam membangun hubungan yang lebih erat antara pemerintah dan rakyat.
Gotong royong di Jembatan Merah menjadi bukti bahwa kerja bersama dapat menghasilkan manfaat besar dan membangun harapan baru bagi masyarakat Timor Tengah Selatan.