LARANTUKA, Metrotimor.id – Hujan deras dengan intensitas tinggi hingga Sabtu, 1 Januari 2025, mengakibatkan banjir besar yang merusak jalan dan jembatan di sejumlah wilayah Kabupaten Flores Timur. Sejumlah akses transportasi terputus, seperti ruas jalan Riangkoli-Waiklibang, Gekeng Deran-Lewobunga di Kecamatan Tanjung Bunga, Adonara Tengah-Waiwadan, serta Boru-Waiula di Kecamatan Wulanggitang. Selain itu, ruas jalan Lato-Serunuho di Kecamatan Titehena juga terdampak.
Bencana ini semakin memperparah kondisi Flores Timur yang sebelumnya sudah menghadapi masa transisi darurat pasca-letusan besar Gunung Api Lewotobi Laki-laki. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat dan mendorong desakan agar Pemerintah Kabupaten Flores Timur segera mengambil langkah cepat.
Pemda Harus Bertindak Cepat
Masyarakat meminta Pemda Flores Timur, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), untuk segera turun tangan menangani infrastruktur yang rusak.
“Kami minta Pemda Flotim melalui dinas terkait lebih cepat merespons bencana ini. Jalan dan jembatan yang putus, seperti di Waiklibang, Boru-Waiula, serta Gekeng Deran-Lewobunga harus segera ditangani agar tidak semakin parah dan menimbulkan korban jiwa. Selain itu, penting juga melibatkan masyarakat dalam penanganan darurat serta menjaga keselamatan bersama,” ujar Enshu Lau, warga Tabana, kepada Metrotimor.id, Sabtu (1/2/2025).
Sementara itu, akibat terus meluasnya dampak banjir, warga yang terisolasi semakin mendesak Pemda untuk segera memberikan bantuan dan perbaikan akses transportasi. Salah satu contoh, ruas jalan Riangkoli-Waiklibang yang sempat terputus kini sudah mulai bisa dilalui meskipun masih menggunakan jalur alternatif, berkat kerja sama antara warga, aparat Pemda Flores Timur, Kecamatan Tanjung Bunga, serta unsur TNI-Polri.
Ancaman Ekonomi dan Keselamatan Warga
Anton Kedang, warga Ile Bura, juga menyoroti perlunya peningkatan kesiagaan menghadapi puncak musim hujan. Menurutnya, wilayah-wilayah rawan bencana seperti Selatan Ile Bura hingga Wulanggitang berpotensi lumpuh jika tidak segera ditangani.
“Kondisi seperti di Kali Waimuring ke Duang Nawakote hingga Boru harus segera diantisipasi oleh Pemda. Jika tidak, banjir lahar dingin dari Gunung Lewotobi Perempuan bisa melumpuhkan seluruh aktivitas warga,” kata Paskalis Ipir, warga Hewa.
Masyarakat berharap pemerintah bergerak lebih sigap dalam menangani bencana ini agar dampaknya tidak semakin meluas dan mengganggu kehidupan warga Flores Timur. (RS)