Lewoleba,Metrotimor.id– Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Lembata, Anselmus Bahy, menegaskan bahwa membangun Lembata membutuhkan semangat “preman” yang berani dan tangguh, meskipun dengan anggaran yang sangat minim. Hal ini diungkapkannya saat berbicara dengan awak media di ruang kerjanya pada Kamis (10/10/2024).
“Membangun Lembata harus dengan gaya ‘preman’. Walaupun dengan keterbatasan dana, yang terpenting adalah bagaimana kita mencintai Lewotanah (tanah leluhur kita),” jelas Ansel Bahy.
Dalam rangka menyambut Pesta Perak Kabupaten Lembata yang akan berlangsung pada 12 Oktober, Dinas Perpustakaan Lembata menggelar Jambore Literasi 2024, yang telah dimulai sejak 17 Mei. Kegiatan ini melibatkan lebih dari 200 siswa dari 23 sekolah di Kabupaten Lembata, mulai dari tingkat SD, SMP, SMA, hingga SMK di Lewoleba.
Jambore ini akan mencapai puncaknya pada 12 Oktober 2024 dengan serangkaian kegiatan, termasuk Klinik Literasi Lingkungan dan Kebencanaan yang dipandu oleh BPBD Lembata. Selain itu, ada Literasi Budaya yang akan memperkenalkan keterampilan menganyam, bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag). Sekolah yang terlibat dalam Literasi Budaya, seperti SMP 1 Ile Ape, akan mengajarkan tenun ikat, yang merupakan muatan lokal di sekolah tersebut.
“Kegiatan ini memiliki visi untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai dan bermanfaat di masa depan,” ujar Ansel Bahy, mantan Kepala Dinas PKO Lembata.
Selain itu, alumnus STPDN ini juga menambahkan bahwa pihaknya mengadakan kegiatan membaca, menulis cerpen, serta pendampingan psikologis bagi siswa. Menurutnya, literasi harus terus digairahkan di tengah generasi yang semakin meninggalkannya.
“Kita harus berani, bahkan nakal, untuk membangun dan menghidupkan kembali literasi, agar Lembata tetap menjadi daerah yang nyaman dan berdaya saing dengan wilayah lain,” tegasnya.
Reporter: RS