Akan Dipugar, 12 PKL Direkolasi ke Tempat Jualan Sementara

oleh -371 Dilihat
oleh

 

BA’A,METROTIMOR.ID–Sebanyak 12 Pedagang Kaki Lima (PKL) yang sebelumnya menjajakan jualannya di Tuturkalain, Kelurahan Mokdale Kecamatan Lobalain, tak lagi beraktifitas sejak Januari lalu. Karena selain kuatir terhadap tumbangnya pohon besar yang sangat dekat tempat berjualan, tempat tersebut menurut rencana, akan dilakukan pemugaran oleh Pemerintah melalui pembangunan tempat berjualan yang baru.

Hal itu disampaikan Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, ketika meninjau lokasi kantor ex Dinspenda yang terletak di bilangan Likioen Kelurahan Mokdale. Menurutnya, lokasi tersebut untuk sementara dapat digunakan oleh para PKL untuk berjualan sambil menunggu proses pembangunan gedung yang baru.

Dikatakannya, pemerintah tetap mendukung aktifitas perekonomian di Kabupaten Rote Ndao, termasuk tempat berjualan bagi para PKL. Untuk itu, sambil menunggu proses pemugaran yang dilakukan pemerintah, Paulina menghimbau kepada para PKL untuk bisa menggunakan lahan dan ex gedung Dispenda sebagai tempat berjualan sementara.

“Untuk sementara papa-mama bisa pakai tempat ini untuk berjualan sementara. Kami (Pemerintah) tetap bertanggung jawab untuk menyediakan tempat yang layak untuk berjualan”, kata Bupati Paulina yang didampingi Kepala Bagian Umum Humas dan Protokol Setda Kabupaten Rote Ndao, Handryas Bessie,Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Rote Ndao,Melkianus Ndun,Camat Lobalain, Nusry Zackhaslrias, dan Lurah Mokdale Marthen CH Mandala kepada kepada koordinator PKL, Pace Mandala,

Ditambahkannya, mengingat lokasi yang sebelumnya digunakan sebagai kantor Dispenda sudah sangat lama tak digunakan, sehingga untuk proses pembersihan, kata Paulina, menjadi tanggung jawab para PKL.

Sedangkan terkait peluang mendapatkan tempat jualan yang baru, Bupati menegaskan, hanya akan diberikan kepada PKL yang beraktifitas di tempat yang telah ditentukan.

“Tempat jualan yang baru tidak akan diberikan kepada PKL yang tidak mau berjualan di tempat yang ditentukan pemerintah sebagai tempat jualan sementara. Tolong didata dengan baik setiap PKL yang direlokasi”, tegas Paulina.

Menanggapi hal tersebut Pace Mandala koordinator PKL mengatakan, dirinya sangat berterima kasih terhadap perhatian yang ditunjukan pemerintah. Dia juga mengatakan akan berkomunikasi dengan rekan PKL lainnya untuk membangun lapak untuk sementara digunakan untuk berjualan.

“Tentu kami sangat senang. Senang karena akan mendapat tempat berjualan yang baru. Sekaligus sudah bisa menjamin kenyamanan kami”, kata Pace

Menurutnya, selama ini sebagian dari mereka (PKL) memilih berjualan di dekat area persawahan Mokdale,. Sedangkan lainnya masih tetap melakukan aktifitas tersebut di rumahnya masing-masing. Barang dagangannya (jualan) pun berfariasi. Ada yang menjual pakaian (Rombengan), ada pula yang menjual buah dan sayur.

Senada dengannya, Lurah Mokdale, Marthen Ch. Mandala pun mengatakan hal yang sama. Dikatakan, informasi tersebut diketahui disaat masyarakat menginformasikannya, bahwa mereka sangat kuatir terhadap ancaman pohon yang diketahui telah berusia ratusan tahun.

Dari ancaman itulah, tempat tersebut tak lagi digunakan untuk berjualan. Tak hanya itu, dikatakan Marthen bahwa PKL harus menanggung rugi tetapi terus membayar pajak melalui tagihan retribusi.

“Selama ini PKL mengalami kerugian karena tak berjualan di Tuturkalain. Tentu kami tak menhendaki hal itu terus berlanjut. Kami terus berupaya memberi pelayanan terbaik yang dibutuhkan masyarakat”, demikian Marthen kepada awak media.

Untuk diketahui, setelah meninjau lokasi tersebut, Bupati Rote Ndao melanjutkan dengan meninjau rumah kuliner di area lapangan bola kaki Ba’a. Di sana ditemukan beberapa sarana yang dirusak orang, serta atap yang bocor.

Dari hasil pantauan tersebut, dikatakan Bupati bahwa kerusakan tersebut merupakan tanggung jawab pihak kontraktor karena masih dalam masa pemeliharaan. (Tim)