Sarasehan Konservasi Muro-Badu Sukseskan Festival Lamaholot Di Lembata

oleh -302 Dilihat

 

LEMBATA,METROTIMOR.ID,– Salah satu nilai keragaman hayati bagi masyarakat Kabupaten Lembata Propinsi Nusa Tenggara Timur salah satunya adalah Muro-Badu.

Moru juga bisa merupakan kesepakatan sosial dalam bentuk narasi tanpa wujud fisik yang mengatur tingkah laku manusia terhadap lingkungan obyek mulai dari tata cara perencanaan, pelaksanaan, kewenangan,pengelolaan distribusi,waktu sampai pada sanksi-sanksi atas hukuman yang semua dilakukan melalui kesepakatan sosial.

 

Kamis (4/5/2023)  kegiatan Festival Lamaholot ini di bawah kendali Dinas pariwisata dan ekonomi kreatif  Jeck wuwur saat membawakan Sekapur sirih di Desa Jontona Kecamatan Ile Ape Timur berkomitmen dan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berkompeten dalam menyukseskan Festival Lamaholot selama sepekan.

festival lamaholot

Menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jek Wuwur, Muro itu mengenal tiga Zonasi Yang pertama adalah “Tahi Tubere” atau Jiwa Laut yang kedua Ikan Berawe atau ikan perempuan yang ketiga Ikan Ribu Ratu atau Ikan untuk Umum.

 

Dalam hal ini didampingi Dinas Kelautan dan Perikanan NTT,Dinas Perikanan Kabupaten Lembata, TNI Angkatan Laut pos Lembata menetapkan dua Muro yakni Desa Tapobaran,Desa Kolontobo. Selain itu juga, di perluas ke tiga desa yakni Desa Dikesare,Desa Lamatokan,Desa Lamawolo.

festifal lamaholot

Muro mempunyai dampak dan manfaat diantaranya Muro menyediakan ikan lebih banyak dan lebih dekat, Muro juga meningkatkan relasi sosial antar kampung serta bermanfaat bagi lingkungan sekitar,”Urai Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Jeck Wuwur.

Pada akhir Sarasehan Muro-Badu dapat di peroleh beberapa rekomendasi demi sebuah keberlanjutan Pemerintah Desa sebaiknya mempertahankan Muro yang sudah tujuh tahunkami tata sebagai sebuah aset yang memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Dalam rangka mengatasi perubahan iklim menjadikan Desa-desa Muro sebagai Desa-desa Adat.

Menurut Presiden Jokowi sebuah ancaman yang sangat di takuti dan masyarakat Adat menurut IPCC sangat diandalkan dan tidak diwujudnyatakan dalam kebijakan Pembangunan.

 

Pantauan media yang menghadiri Sarasehan  Konservasi Muro-Badu di Desa Jontona Kecamatan Ile Ape Timur adalah Seluruh Warga masyarakat sekitar Kecamatan Ile Ape Timur,Kadis pariwisata dan ekonomi kreatif Jeck Wuwur, Direktur Barakat Bence Pureklolon, Sejumlah Undangan dari Kabupaten Lembata.

(RS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.